KUBAH
Oleh : Ahmad
Tohari
Dia tampak amat
canggung dan gamang. Gerak-geriknya serba kikuk sehingga mengundang rasa
kasihan. Kepada komandan Karman membungkuk berlebihan. Kemudian dia mundur
beberapa langkah, lalu berbalik. Kertas-kertas itu dipegangnya dengan
hati-hati, tetapi tangannnya bergetar. Karman merasa yakin seliruh dirinya ikut
terlipat bersama surat-surat tanda pembebasannya itu. Bahkan pada saat itu
Karman merasa totalitas dirinya tidak semahal apa yang kini berada dalam genggamannya.
Sampai di dekat
pintu keluar, Karman kembali gagap dan tertegun. Menoleh ke kiri dan ke kanan
seakan ia merasa sedang ditonton oleh seribu pasang mata. Akhirnya dengan kaki
gemetar ia melangkah menuruni tangga Gedung Markas Komando Distrik Militer itu.
Terik matahari langsung menyiram tubuhnya begitu Karman mencapai tempat terbuka
di halaman gedung. Panas rumput dan tanaman hias yang tak terawat tampak kusam
dan layu. Banyak daun dan rantingnya yang kering dan mati. Debu mengepul
mengikuti langkah-langkah lelaki yang baru datang dari pulau B itu.
Dari jauh
Karman melihat lapisan aspal jalan raya memntulkan fatamorgana. Atap seng
gedung olahraga di seberang jalan itu berbinar karena terpanggang panas
matahari.
Karena
kegamangan belum sepenuhnya hilang, Karman berhenti di dekat tonggak pintu
halaman. Tubuhnya terpayungi oleh bayang pohon waru yang daun-daunnya putih
karena debu. Karman makin terpana. Dua belas tahun yang lalu suasana tak
seramai itu. Mobil-mobil, Sepeda motor dan kendaraan lain saling berlari
serabutan. Anak-anak sekolah membentuk kelompok-kelompok di atas sepeda
masing-masing. Mereka bergurau sambil mengayuh sepeda dan semua bersepatu serta
berpakain baik sangat berbeda dengan keadaan ketika Karman belum terbuang
selama dua belas tahun di pulau B.
Karman masih
terpaku di tempatnya. Kedua matanya disipitkan. Dilihatnya banyak gedung baru
bermunculan. Gedung-gedung lama dipugar atau diganti sama sekali. Oh kota
kabupaten ini benar-benar sangat berubah, pikirnya. Dan anehnya perubahan yang
tampak meratu di depan mata itu membuat karman merasa makin terasing. Sangat
jelas terasakan ada garis pemisah yang tajam antara dirinya dengan alam
sekitar. Ia merasa tidak menjadi bagian dari bumi dan lingkungan yang sedang
dipijaknya. Karman merasa dirinya begitu kecil; buka n apa-apa. Semut pun
bukan. Ya tentu saja. Aku kan hanya seorang bekas tapol, tahanan politik,
begitu Karman berkali-kali meyakinkan dirinya.
Lelaki itu
masih belum mampu beringsut dari bawah bayangan pohon waru. Ia tidak sadar, Komandan
kodim memperhatikannya dari dalam gedung. Pak Komandan menduga ada sesuatu yang
menyebabkan lelaki itu tidak bisa segera meneruskan perjalanan ke kampungnya.
Padahal surat-surat resmi sebagai bekalnya kembali ke tengah masyarakat sudah
cukup. Sudah lengkap, Pak komandan tahu pasti, maka perwira itu menggapai
ajudannya.
Temui orang
yang baru tiba dari Pulau B itu. Dia masih berdiri di pintu halaman. Suruh dia
cepat meneruskan perjalanan atau berilah dia dua ratus rupiah, barangkali ia
kehabisan bekal. Siap..
Ajudan keluar
langsung melangkah ke arah Karman yang masih berdiri bingung karena tak yakin
apa yang sebaiknya dia lakukan. Kesadaran Karman benar-benar ada di luar
dirinya. Maka ia tak mendengar suara langkah sepatu tentara yang sedang
mendekat. Ketika ajudan yang berpangkat sersan itu menepuk pundaknya, Karma
terkejut. Darah lsngsung lenyap
dari wajahnya. Sikap santun pak Sersan tidak mampu menepis rasa sakit yang
mendadak mencekeram hati Karman.
Karman
sedikitpun tidak memperhatikan lembaran
uang yang ditawarkan oleh sersan itu. Ia masih tercengang.’’ Oh untunglah
komandan bukan memanggilku untuk diperiksa kembali pikir Karman. Bibirnya
gemetar,setelah detak jantungnya mereda, Karman berkata tergagap.
‘’ Oh terima kasih Anu. Baik saya akan meneruskan perjalanan.
Terima kasih uang jalan sya masih ada.”
Dengan cara
menekuk punggung dalam-dalam, Krman meberi hormat kepada Pak sersan, kemudian
ia memutar tubuhnya dan berjalan beberapa langkah sampai ke gili-gili dan
berhenti. Termangu. Lalu lintas dihadapannya terlalu sibuk dan asing baginya.
Namun ia harus menyeberang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar