BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini Mengacu pada teori linguistik deskriptif yaitu suatu kajian linguistik untuk meneliti bahasa
pada waktu tertentu ( Kridalaksana, 1984 : 116), dengan pertimbagan bahwa
orientasi penyelidikan makna akan terus berkembang seiring dengan semakin
bertambahnya jumlah kosa kata yang
berhubungan dengan madan makna aktivitas tangan.
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan, penelitian
ini berangkat dari data penelitian yang berupa leksem-leksem yang menyatakan
aktivitas tangan dalam bahasa muna adalah teori tentang leksem, medan makna,
dan medan makna aktivitas tangan.
1.1 Leksem
Teori yang berkaitan dengan leksem diperoleh dari (
Kridalaksana, 1984 : 114) yang menemukakan pengertian leksem yang dimaksud
adalah kata atau frase yang merupakan satuan bermakna. Oleh karena itu medan
makna aktivitas tangan untuk memegang (intara)
terdapat beberapa kelompok dan memiliki 10
leksem.
1.2 Medan
Makna
Berdasarkan maknanya masing-masing leksem yang
tercatat sebagai data penelitian dipisah-pisahkan menjadi beberapa kelompok
yang masing-masing membentuk sebuah medan makna ( semantic field).
1.3 Aktivitas
tangan untuk memegang ( intara)
dengan jari-jari.
Ada
beberapa aktivitas tangan dalam bahasa muna antara lain :
Kanisi : Bimbit
Kakanisi : Bimbit
Kakanisi
tompano : Bimbit pucuknya
Intara : Pegang
Intara-ginta : Pegang-tarik
Intara
konoghosa : Pegang
tidak erat
Kopo : Genggam
Kopo
fekaghosa : Genggam
erat
Kopo-kopo
fekaghosa-ghosa : Genggam sangat kuat
Kama :
Cengkeram
Jika dilihat dari komponen yang dimiliki , leksem
intara merupakan superordinat dari leksem-leksem yang tercakup ke dalam ranah
memegang. Ciri superordinat leksem intara ditunjukan oleh adanya semantic
penggolong dan juga menjadi cirri semantic bawahannya ialah adanya komponen AKTIVITAS TANGAN dan komponen makna TUJUAN SASARAN TERPEGANG. Karena
pemilikan komponen tersebut makna leksem intara dapat didefenisikan menjadi
aktivitas tangan yang bertujuan agar sasaran terpegang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar